Saturday, June 26, 2010

Love me,kill me

hai,hai..saya sedang dalam mood yang bagus untuk menulis.:)
kayaknya lagi pengen nulis fanfic oneshot nih..berhubung the second sight sedang mentok,jadi (ceritanya)saya sedang merefresh otak dengan bikin oneshot.
ehem,walaupun ceritanya agak 'gelap',berhubung inspirasinya datang dari lagu 'The invisible wall'..:)

so,here it goes..

Genre :horror,romantic



Yuka membuka matanya dan menemui kegelapan mengelilinginya.Samar-samar dia masih bisa mencium bau alkohol di sekelilingnya,tercampur oleh bau tanah lembab dan jamur.Dia bisa merasakan tangannya terikat di belakang,talinya melukai pergelangan tangannya.
Rasanya baru kemarin dia berjalan pulang dengan Ruki dan Nao,bermain baseball dengan Tora dan diajari matematika oleh teman sekelasnya,Kai.Baru tadi pagi ibunya setuju untuk membelikannya novel lord of the rings yang diinginkannya sejak lama,dan ayahnya berjanji akan memperbaiki rantai sepedanya sepulang dari kantor nanti.

Dan baru tadi pagi,dia mendapat pengakuan mengejutkan dari seseorang yang selama ini selalu hadir dalam ruang kosong di otaknya.

Pintu tiba-tiba terbuka,sinar putih menerpa mata Yuka yang terbiasa dalam gelap,sehingga rasanya matanya dibutakan sesaat.Dia membuka matanya perlahan,sosok tinggi besar itu berdiri di depan pintu dengan tangan menyilang di dada,satu-satunya yang bisa dilihat oleh Yuka adalah gelang perak dengan pola rumit di pergelangan tangannya.Yuka ingat betul,itu gelang yang diberikannya pada orang yang spesial itu.

Bahkan Yuka tak menyangka bahwa lelaki itulah yang berbuat itu kepadanya.Sesaat perasaan sesak dan sedih melandanya,bagaimana mungkin?dia bahkan telah mengatakan cinta pada Yuka.

Aoi,anak pindahan di sekolahnya,yang menyatakan cinta padanya.Yuka tidak percaya,setengah berharap matanya salah menebak kalau pria yang menyekapnya di ruangan ini bukan dia.

Tapi semuanya sia-sia saja,bukan.

Aoi berjalan perlahan mendekati Yuka,rambut hitam panjangnya bergoyang di sekeliling wajahnya yang panjang.Tangannya membelai wajah Yuka sekali,Yuka bergidik.Biasanya dia senang sekali jika Aoi menyentuhnya,karena dia mengeluarkan aura kasih sayang kepadanya.

Yuka tahu dia berniat membunuhnya.Yuka tahu hidupnya akan berakhir,di tangan orang yang amat ia cintai.

Yuka mendongak,menatap ke mata Aoi yang hitam kelam,ada sesuatu yang mengerikan di dalamnya,yang selama ini tidak pernah di sadari oleh Yuka,tertutup oleh topeng kebaikan dan dibutakan oleh cinta.Aoi tersenyum,bukan senyum yang selama ini di lihat oleh Yuka.Yuka tahu kalau ini bukan Aoi yang biasa ia lihat,bukan Aoi yang selalu bisa menghiburnya dikala Yuka harus mengulang tes bahasa inggrisnya,bukan Aoi yang selalu meminta bekalnya,atau Aoi yang selalu mencium pipi Yuka dengan lembut ketika ia mengantar Yuka pulang le rumah.
Aoi yang ini,dipenuhi oleh nafsu membunuh.Dia bahkan bukan Aoi,Yuka sangat yakin.
"Aku sudah pernah melihat tatapan seperti itu."Aoi berkata dengan suara yang sangat dalam dan berat.Tangannya memegang sebilah pisau perak,tangannya yang satu lagi memegang pipi Yuka dengan lembut,namun mengancam.
"Pembunuh yang dikatakan di koran itu..ternyata kau?"Yuka gemetaran,antara takut dan sedih,bukan karena hidupnya akan berakhir sebentar lagi,tapi karena dia belum sempat mengatakan perasaannya pada Aoi.Kecewa,karena hari-harinya tidak akan lagi dipenuhi semua tentangnya.
"Bagaimana kalau iya?"kata Aoi dingin.
"Mengapa?"Yuka menjauh sedikit "Mengapa kau melakukan ini?"
Aoi mengedikkan bahu dengan santai,namun Yuka melihat sepintas ketakutan dan kehati-hatian pada mata Aoi."Karena aku ingin."
"Aku tidak percaya."
Aoi tersenyum melecehkan,"Apa gunanya kalau kau percaya atau tidak?toh sebentar lagi kau akan berakhir,dan kau bisa kugantikan dengan siapa saja."
Yuka tersentak,kenyataan bahwa Aoi akan memperlakukan gadis lain seperti dirinya membuatnya sakit hati.Aoi juga akan bermanja-manja pada gadis lain sama seperti Aoi bermanja-manja pada Yuka,air matanya merebak,dia ingin sekali berteriak,menangis dan memukul Aoi,Tapi yang keluar dari dalam tenggorokannya hanyalah tawa lemah yang menyedihkan,Aoi memandangnya tidak percaya.
"Begitu toh.hahaha..ternyata aku sangat bodoh karena menganggapmu benar-benar mencintaiku."Yuka tertawa lemah.Dirinya,hatinya hancur berantakan.
Yuka menangis,menangis tersedu-sedu,airmatanya mengalir ke pipinya,jatuh ke tangan Aoi yang putih,dia hanya memandanginya tidak percaya.Yuka tidak berani memandang Aoi,dia takut akan melihat tatapan penolakan lagi darinya.Matanya hanya memandangi lantai kotor tempatnya disekap.
"Kenapa kau menangis?bukannya seharusnya kau berteriak?mengapa kau tidak berjuang untuk keselamatanmu?"Aoi berkata keras,tangannya memegang kedua pundak Yuka,memaksanya memandang mata hitam Aoi.
Dengan digenangi airmata,Yuka mengangkat mukanya dari lantai dan menatap mata Aoi.Yuka terkejut,mata itu adalah mata orang yang sangat dicintainya,mata yang selalu melihatnya dengan tatapan pemujaan.
Tiba-tiba,Aoi merebahkan kepalanya pada pundak Yuka,menguburkan wajahnya ke leher gadis itu.Tangannya terkulai begitu saja di samping badannya,Yuka terhenyak.Sesaat,dia menikmati kehangatan di pundaknya itu,orang yang dicintainya kembali,dia sangat bersyukur.

Yuka merasakan besi di perutnya,aliran kehangatan dan rasa sakit datang bertubi-tubi.Aoi menancapkan pisau ke perutnya,namun sekonyong-konyong,Aoi menutup lukanya dengan tangannya,panik,berusaha menghentikkan pendarahannya.
Saat itu juga Yuka mengerti,bahkan Aoi tidak dapat menghentikkan dirinya sendiri.

kepribadian ganda..

Yuka terkulai dan Aoi menangkapnya,tangannya telah terbebas dan dia dapat menyentuh wajah Aoi lagi.Dengan segenap kekuatan terakhirnya,Yuka memajukan wajahnya,dan mencium bibir Aoi dengan lembut,tangannya menggenggam tangan Aoi yang berlumuran darah,terperangah,Aoi menyentuh wajahnya dan memeluknya lembut.
"Aishiteru,Aoi.."Yuka berkata lemah
Aoi terdiam beberapa saat,dia mencium pipi Yuka,hal yang biasa dia lakukan kepadanya,yang tidak pernah dia lakukan kepada gadis-gadis lain yang menjadi korbannya.
"Aishiteru yo,Yuka.."suaranya terendam oleh gaung sirene di luar rumah,Aoi hanya memeluk gadis itu,membelai rambutnya dengan tangan yang berdarah..
Ya,dia memang membunuhnya,tapi juga sangat mencintainya,sehingga Aoi membunuhnya,hanya supaya Yuka tidak dibunuh oleh monster dari dalam dirinya.

1 tahun kemudian..
Nao dan Ruki sedang berjalan pulang ke rumah,saat itu hari sedang sore.Mereka baru saja mengunjungi peringatan kematian Yuka yang diadakan di rumahnya.
"Aku bahkan tidak menyangka kalau Aoi yang membunuhnya.."Nao berkata,kemeja lengan panjangnya digulung sampai siku.
"Bagaimana kelanjutannya?"Ruki bertanya
"Aoi ditangkap.Namun,dia dinyatakan sakit jiwa dan tidak bisa disidangkan.Yang aku tahu dari koran,dia kembali ke rumahnya dan membunuh dirinya sendiri,seperti dia membunuh Yuka."Nao berkata sedih.
Ruki hanya memandangi matahari sore itu..Nao menyipitkan matanya.
Warna langit sore itu merah kejinggaan,seperti darah.




huaa..Aoi di sini jadi psycho banget ya??maafkan aku suamiku~~ *ditampol*
ini kan hanya fanfic.Sebenernya Aoi kan baik hati dan tidak sombong :D
beneran lho!!


^
^
^
^
masa orang kaya gini dibilang psycho??plis deh!! *sok cool*
huahuahauha..suamiku memang ganteng sekaliii~~

ariverdici~~

No comments:

Post a Comment