Saturday, June 12, 2010

The second sight

chap 2..:)


Saga langsung terbangun.Napsanya tersengal-sengal dan dia menunggu rasa sakit di jantungnya datang.Tidak terjadi apa-apa.Dia menghela napas,akhir-akhir ini dia sering mengalami hal seperti itu.Semakin lama kantung matanya semakin tebal dan tubuhnya semakin kurus.
Saga melirik jam di meja belajar.Sudah hampir malam.Dia mengambil handuk dan menuju kamar mandi.Hatinya masih betanya-tanya siapa orang-orang di mimpinya itu.Tidak biasanya dia memikirkan mimpi itu.Hanya saja…
Saga keluar dari kamar mandi,dan berpakaian.Dia berusaha untuk berkonsentrasi dan menenangkan pikirannya.Mencoba untuk menutup indra-indranya dan melepaskan segala pikiran.Biasanya itu menenangkan dirinya,namun dia juga rawan pada setiap arwah yang ingin merebut tubuhnya.Dilema,namun itu terkadang sangat dibutuhkannya untuk membuatnya tetap waras.
Dia mulai merasakan tubuhnya melayang,dia tak bisa berpikir apa-apa.Hanya kehampaan.Dia merasa aman dalam kehampaan tersebut.

***

“Anak-anak,seperti yang sudah kita pelajari kemarin,penyebab dari kelainan otak bisa dari genetic ataupun dari lingkungan sekitar..”
Akemi-sensei terus menjelaskan tentang penyakit kelainan-kelainan otak.Saga setengah memperhatikan.Pikirannya melayang kemana-mana.Hanya mencoret-coret di buku catatannya,dan memperhatikan teman-teman sekelasnya.Harumi tengah mencatat sesuatu di buku catatannya.Kai juga,memakai kacamata bingkai hitamnya,mendengarkan Akemi-sensei dengan sangat serius.Aoi dan Uruha tengah mengobrol dan Reita membuat bola-bola dari kertas.
Saga menangkap sosok di ujung kelas,dekat kursi dimana Ruki sedang tidur.Shihara Emiko.Teman kelas satunya yang meninggal karena sakit jantung.Terlihat dari hantunya yang berwarna kuning.Emiko tengah menatap ke arah Ruki,wajahnya tertunduk,tangannya yang transparan membelai kepala Ruki,jelas Ruki tak merasa apa-apa.Emiko mulai mengeluarkan kabut hitam,tiba-tiba lelaki dalam mimpinya datang.
Dia merenggut leher Emiko dan Emiko mulai mengeluarkan lengkingan panjang yang tak bisa di dengar siapa pun kecuali Saga.Kontan,Saga menutup telinganya.Emiko masih menjerit,namun matanya menatap ke arah Saga,Seolah meminta pertolongan.Tangannya menggapai-gapai tanpa arah.Lelaki itu menyeringai dan matanya berubah merah.Saga merasakan desakan yang sama seperti mimpinya,berlari kencang.Instingnya berubah tajam apabila terjadi tanda bahaya.
Lelaki itu sekarang menghampirinya.Buku-buku jari Saga mencengkram pensil yang dipegangnya.Namun,lelaki itu berhenti di tempat Aoi yang sedang ngobrol dengan Uruha.Lelaki itu membelai kepala Aoi dan menyeringai,lalu dia menudingkan jarinya kepada Saga.Seketika itu,Saga merasakan cengkraman di jantungnya,dan dia juga tidak dapat bernapas.Seolah paru-parunya disumbat.Ruangan mulai berputar,dan rasa sakit itu makin mejadi-jadi.
“Mizukase-san.Perhatikan baik-baik.”tegur gurunya.Namun Saga tidak dapat merespon apapun.Seluruh konsentrasinya terpusat pada rasa sakit itu.
“Mizukase-kun.Kau tidak apa-apa?”Tanya Kai seraya meraih pundak Saga.
“Saga!”Teriak Harumi.Saga sekarang terkapar,rasa sakit menguasainya,dan dia tidak dapat berpikir apapun.Dia tahu Harumi menghampirinya,dia juga tahu Kai berusaha untuk membuatnya diam karena sekarang Saga meronta-ronta.Semua teman sekelasnya sekarang mengelilinginya.Termasuk Aoi dan lelaki itu.Sekarang lelaki itu menaruh telunjuknya di mulut dan menghilang.Rasa sakit perlahan-lahan memudar dari jantungnya,napasnya mulai teratur lagi dan dia bisa melihat lebih jelas lagi.
Akemi-sensei menyuruh beberapa siswa untuk membantu Saga ke ruang kesehatan.Kai dan Uruha membantu Saga untuk berbaring.Harumi mengambilkan air untuk Saga.Kai dan Uruha akan pergi ketika Saga mengerang dan berusaha untuk berbicara.
“Jangan pergi.”Kata Saga lemah.Kai menghampirinya,begitu juga Uruha.
“Ada apa,Mizukase-kun?”Tanya Kai.
“Harumi..”katany mengerang.Kepalanya masih sakit dan dia tak bisa bangun karena lemah.
“Aku di sini.”Kata Harumi memegang tangan Saga “Apakah yang biasanya,Saga?”
Kai dan Uruha terlihat bingung dan saling menatap.Aoi,Reita dan Ruki pun datang bersama Akemi-sensei.
“Bagaimana keadaanmu?”Tanya Akemi-sensei lembut.
“Saya baik-baik saja,Sensei.”Kata Saga lemah.
“Apa yang terjadi tadi?Apakah kau punya penyakit bawaan?”Tanya beliau lagi.
Saga terdiam.Kalau ia bilang pada sensei tentang penglihatannya dia pasti dianggap aneh.Saga hanya menggeleng pelan.
“Tidak.Hanya saja tadi saya merasa sedikit pusing.”
Akemi-sensei menatapnya.Dalam hati Saga tahu,beliau pasti tahu kalau Saga berbohong.
“Ibu akan menelpon orang tuamu.”Kata Sensei.
Saga berusaha bangun,dibantu Kai dia duduk di tempat tidur.”Tak ada sensei.Saya tinggal sendiri.”
Akemi-sensei memandangnya dengan bingung.”Ibu dan ayahmu tinggal dimana?”
“Ayahku..meninggal.Ibuku…”Saga terdiam,tidak tahu mau berkata apa.
“Ada apa,Saga?”Tanya beliau lembut.
“Ibu saya,ada di rumah sakit jiwa.”Katanya cepat.
Semuanya kecuali Harumi memandangnya bingung.Tatapan itu sudah biasa dia terima sejak kecil,apalagi ketika ia tinggal dengan neneknya.
Akemi-sensei meraih bahunya lembut,”Baiklah,Tinggalah di sini selama pelajaran.Ibu akan mengurus absenmu dan mengantarmu pulang.”
Saga menatapnya dan mengangguk.
“Mizukase-kun.Apakah kau sudah tidak apa-apa?”Tanya Kai.
“Terima kasih Yutaka-kun,Takashima-kun.Maaf merepotkan.”katanya lemah.Dia mencoba untuk tersenyum sedikit.Kai membalasanya dengan senyuman juga.Uruha hanya mengangguk.
Aoi hanya memandangnya,tidak berkata apa-apa.Aoi memang tidak banyak bicara,tapi ada sesuatu dalam matanya yang membuat orang lain segan padanya.Saga menunduk melihat tangannya sendiri.Gemetarnya masih belum hilang,tapi rasa sakitnya sudah hilang sama sekali.Dia menghela napas cepat dan meminum air putih yang disediakan oleh Harumi.
“Aku tadi kaget,karena wajahmu pucat dan terlihat ketakutan.”Kata Aoi memecah kesunyian.Saga menoleh,jelas Aoi lihat,tadi kan lelaki itu ada di dekatnya.
Lelaki itu berbahaya.
“Benarkah?”tanya Saga pura-pura. “Bukan takut,tadinya aku berniat memanggil Harumi,namun tiba-tiba kepalaku sakit.”
“Maaf,Saga.Seharusnya aku tahu.”Kata Harumi.
“Sudahlah,salahku sendiri.Kau kan sedang belajar.”
Uruha dan Reita bergerak ketika seorang suster datang ke ruang kesehatan.
“Aku dengar ada yang di bawa ke sini.Tadi aku harus mengurus beberapa perlengkapan medis.Mizukase-kun,kamu tidak apa-apa?”Tanya Hashigawa-sensei,dokter sekolah itu.
“Saya tidak apa-apa sensei.”Kata Saga. “Hanya merasa sedikit pusing.”
“Sudah minum obat?”
“Sudah.Terima kasih.”
Hashigawa-sensei menyuruh yang lain untuk pergi ke kelas.Sementara dia akan menjaga Saga,rupanya sensei telah menerima kabar dari Akemi-sensei,Sehingga Saga diijinkan untuk beristirahat di ruang kesehatan sampai bel pulang.Saga mencoba untuk berbaring,lelah sekali.Seperti habis lari marathon,padahal napasnya teratur.Dia mencoba untuk tidur.Biasanya apabila ada orang lain Saga dapat tidur dengan nyenyak.
***

Keesokan harinya di sekolah,Saga termenung menatap lokernya.Ada banyak,banyak sekali jejak yang biasa ditinggali oleh hantu.Tidak biasanya mereka meninggalkan jejak seperti ini.Apa yang terjadi?
“Saga!”Panggil Harumi.Saga cepat menoleh dan berbincang-bincang dengan sahabatnya itu.
“Eh,Harumi.Kamu masih ingat Shihara Emiko?”Tanyanya tiba-tiba.
“Teman kita waktu kelas satu itu?”
Saga mengangguk dan mengambil beberapa batang poki dari dalam dus.
“Emiko kan menyukai Ruki.Memang kenapa?”
“Loh,Dia suka Takenori-kun?”kata Saga tercengang.Pantas saja dia melihat Emiko dengan paras sedih dan tertunduk begitu ketika dia tak bisa menyentuh Ruki.
“Iya,tapi sayang dia keburu meninggal.Ruki kan memang tidak pernah dekat dengan wanita.Emiko juga pemalu.Memang kenapa?”
“Itu loh…kemarin aku melihat Emiko di kelas.”kata Saga seraya mengecilkan suara.Harumi menjatuhkan tiga batang poki dari tangannya.
“Ya ampun.”
“Apanya?”Tanya Saga sambil memungut poki yang terjatuh di atas meja.
“Lalu?apa yang terjadi?”Desak Harumi penasaran.
Saga mengernyitkan dahi.Bisa-bisanya dia menunjukan muka tertarik begitu.Bukankah biasanya orang akan merasa takut dan aneh apabila diceritakan seperti itu.Harumi ini aneh sekali.
“Emiko…membelai kepala Takanori-kun.Pokoknya begitu deh.” Kata Saga.
“Ya ampun.Emiko masih mencintai Ruki toh.”Harumi menganggukan kepalanya.”Cinta memang rumit.”
Saga hanya tersenyum,matanya menangkap sosok perempuan di depan pintu kelas.Transparan,basah.Di sekeliling tubuhnya terdapat jalinan tali.Jelas sekali,dia dicekik dan dibuang ke sungai.Merah tua untuk korban pembunuhan.Perempuan itu menoleh ke arah Saga dan mengulurkan tangannya.Saga bangkit dan dan mengikutinya,mengabaikan protes Harumi bahwa pelajaran akan segera di mulai.
Saga mengikut gadis itu.Sepanjang koridor,dia meneteskan air ke mana-mana.Tentu saja tidak ada yang melihatnya.Lalu tiba-tiba dia berbelok,Saga mengikutinya tapi dia menabrak seseorang.
“Aduh!” kata Saga terjatuh.
Orang yang ditabraknya bahkan tidak jatuh,tapi dia mengulurkan tangan pada Saga.Saga mendongak dan melihat Aoi lah orang yang di tabraknya.
“Maafkan aku,Shiroyama-kun.”Kata Saga
Aoi hanya tersenyum.”Bangun dulu baru minta maaf.”Katanya dengan suara yang dalam.Saga menyambut uluran tangan Aoi dan berdiri.Dia sekarang bisa melihat figurnya secara dekat.Aoi tinggi,Saga hanya sedadanya,padahal Saga cewek paling tinggi di kelasnya.Dia juga melihat Aoi memasang semua anting-antingnya,sebenarnya Aoi tampan,tampan sekali.Banyak sekali perempuan yang mengidolakan dirinya.Namun,yang bersangkutan tidak pernah peduli.Aoi memungut tasnya yang terjatuh tadi.
“Nah,aku masuk kelas dulu yah.Tuh,belnya sudah bunyi.”Kata Aoi.
Saga menoleh ke belakang dan mendapati dia sendirian.Gadis itu sudah tidak ada,dan dia bergegas menyusul Aoi yang sudah setengah jalan sampai kelas.

No comments:

Post a Comment