Saturday, June 12, 2010

The second sight

ya,ya..saya sedang giat bikin fanfic.yang pasti fanfic ini masih berhubungan dengan the gazette!
nama-nama tokohnya maksud saya..monggo dibaca.:P

N.B :saga di sini bukan saga arisu nine yo.


Saga terbangun dengan tangan mencengkram jantung.Napasnya tersengal dan jantungnya terasa sakit.Untuk sejenak,dia hanya bisa merasakan sakit yang mendera jantungnya.Rasanya jantungnya direnggut oleh tangan tak kasat mata.Hentikan ini,pikirnya.Tapi tak ada apa-apa yang bisa menghentikan rasa sakit itu.Maka dia menahan napas dan menncengkram selimut yang menutupi tubuhnya.tidak tahu berapa lama berlalu,tapi akhirnya rasa sakit itu berangsur-angsur hilang.Keringat menetes dari dahi dan lehernya.
Dia terduduk di tempat tidur,terlalu panas untuk tidur lagi.Saga berjalan ke dapur dan mengambil segelas air dingin dan berusaha menenangkan dirinya sendiri.Kausnya basah oleh keringat dan dia masih merasa sedikit gemetar.Ini tidak terlalu buruk,pikirnya.Dia pernah mengalami yang lebih buruk lagi daripada ini.Tapi,tetap saja rasanya tidak enak.
Setelah beberapa menit,dia memutuskan mengganti kausnya,dan pergi tidur lagi.Besok dia harus pergi ke sekolah dan menjalani aktivitas seperti manusia biasa.Dia tersenyum dengan pikirannya sendiri.

***

Saga menguap lebar sekali ketika berjalan ke sekolah,cuaca sangat dingin dan banyak orang berjalan cepat-cepat.Tapi dia tak bisa berjalan cepat-cepat,karena setiap roh melihatnya dengan berbagai macam warna.Merah untuk bunuh diri,Biru untuk kecelakan,dan kuning untuk kematian karena sakit.Sangat melelahkan melihatnya setiap hari.Itu membuat neneknya bunuh diri waktu Saga masih berumur 4 tahun.Hanya dia satu-satunya yang bertahan kuat,bahkan ibunya hampir gila.
“Saga!”seru seorang gadis berambut pendek.Postur tubuhnya mungil dan pendek.Dia mengenakan syal pink dan jaket putih.
“Hei,Harumi!”balasnya.Harumi dan Saga sudah berteman sejak SD,hanya dialah satu-satunya orang yang tidak takut dengan kekuatan Saga.Teman-temannya yang lain takut dengan Saga,sehingga dia tidak pernah memiliki banyak teman.
“Sudah kerjakan PR?Suzure-sensei akan marah kalau kau belum kerjakan PR.”
“Ah,tenang saja.Aku sudah mengerjakannya kok.Aku yakin aku bakal dapat nilai bagus.”Kata Saga sambil merapikan poninya.
Kedua gadis itu berjalan ke sekolah berdampingan.Mereka kemudian menuju kelas dan duduk di tempat duduk masing-masing.
“Kau begadang lagi?”Tanya Hasumi.
Saga menggeleng.”Aku terbangun.Dan tidak bisa tidur lagi.”
Hasumi menatapnya penuh arti.Hasumi tahu apa yang terjadi pada Saga semalam.Bukan kali pertama Saga muncul dengan kantung mata tebal begitu.
“Apa maksud tatapanmu itu?”Tanya Saga.
“Tidakk..”jawab Hasumi dengan muka lucu.Saga mengacak rambutnya dan menatap ke jendela.Hasumi sangat pengertian padanya.Tidak banyak yang bisa begitu.
“Hei,Saga.Lihat..itu kan Ruki-san.Dia terlihat sangat tampan di di kuncir begitu kan?”Tanya Hasumi.
Saga melirik ke Laki-laki yang ditunjukan Harumi.Tingginya tidak terlalu memang,tapi dia memiliki kharisma yang tidak dimiliki orang lain sehingga banyak yang suka berbicara padanya.
“Tapi mereka,memang menakjubkan yah?Kai-san sangat ramah dan nilainya paling tinggi seangkatan kita,Uruha-san juga sangat handal dalam melukis dan main piano.Reita-san unggul dalam olahraga.dan Aoi-san anak musisi terkenal dan jago main gitar.Mereka semua memiliki wajah yang tampan.”Kata Hasumi dengan kekaguman yang kentara dari suaranya.
Saga heran melihat Hasumi yang tahu tentang kelima cowok itu.Darimana dia tahu hal-hal seperti itu?
“Kau suka yang mana?Aku sendiri suka Kai-san.Dia sangat ramah dan baik kepada semua orang.”
“Ada apa sih dengan kau?”Saga bertanya.”Jangan-jangan kau akan bergabung dengan cewek-cewek itu dan meneriakkan nama mereka satu persatu.”
Hasumi cemberut.”Jangan begitu.Aku kan perempuan juga.”
“Aku perempuan.”Tandas Saga cepat.
Hasumi tidak sempat menjawab.Suzure-sensei telah masuk kelas dan memeriksa PR para murid.Selepas makan siang,Mereka mengerjakan tugas kimia bersama-sama.
“Pulang nanti mau kemana?”Tanya hasumi sambil menulis laporan kimianya.
Saga mengangkat bahunya.”Pulang saja.Aku ngantuk.”Kata Saga.
Hasumi menoleh ke gurunya dan melihat Kai telah mengumpulkan tugasnya.Dia pun segera menyelesaikan tugasnya dan mengumpulkannya pada guru.Saga menyusul beberapa menit kemudian.Mereka bertemu di loker dan pulang bersama-sama.Di persimpangan jalan,mereka berpisah.Saga berusaha untuk tidak menoleh ke berbagai arah agar mereka tidak tahu kalau dia punya penglihatan.
Apartemen kecilnya terasa sepi ketika dia masuk.Dulu dia tinggal dengan ibunya.Namun sekarang dia tinggal sendiri bersama Sebastian,kucingnya.Saga berganti baju dan melemparkan dirinya ke tempat tidur,hari ini sungguh melelahkan.Dia terpaksa mengirim beberapa arwah ketika di toilet tadi.Merah.Seperti neneknya.
Saat tidur adalah saat yang disukai Saga,dia tidak bisa melihat apa-apa.Hanya kedamaian dan ketenangan yang meyusup ke relung jiwa dan otaknya.Kecuali kalau ramalan datang.
***
Kegelapan.Hanya kegelapan terbentang tanpa batas di hadapannya.Dia bisa merasakan desiran angin di kakinya yang telanjang.Dia mulai berjalan tanpa henti,semakin lama semakin berat langkahnya.Angin mulai semakin kencang,dan rambutnya yang cokelat panjang mulai menampar-nampar wajahnya.Dia merasakan desakan untuk berlari,kemana saja.Yang penting lari.Namun langkahnya terhenti.
Lelaki itu menodongkan serpihan kaca yang tajam ke arah seseorang.Laki-laki.Remaja.Rambutnya hitam tergerai dan tinggi,namun langkahnya goyah ketika lelaki itu mendekati dirinya.
Saga terkejut,dia berlari ke arah lelaki itu dan mencengkram tangannya.Mencoba untuk menyelamatkan remaja itu.Tapi,lelaki itu lebih dulu menusuknya.Tepat di jantung.Dia merasa sesak napas,remja itu hanya melihatnya dengan matanya yang hitam.


chapter 1 selesaii...
tunggu kelanjutannya..
N.B.B :coba dengar fanfic ini dengan lagu nakigahara-the gazette..:)

No comments:

Post a Comment